welcome...

Sugeng Rawuh kagem sadaya...
monggoh pinarak...

Selasa, 24 Juni 2014

Keamanan Suatu Website

Website merupakan salah satu sistem informasi yang digunakan untuk promosi kantor, perusahaan, sekolah, bahkan sekedar buku harian on line. Namun website tidak bisa terlepas dari segi keamanan.

Tetapi kebanyakan para webmaster hanya mengutamakan design dan topik apa yang harus disediakan supaya menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. Padahal jika seorang webmaster mengabaikan keamanan suatu website, maka yang dirugikan adalah webmaster itu sendiri serta institusi pemilik dari website tersebut.
Keamanan suatu website atau web security systems merupakan salah satu prioritas yang sangat utama bagi seorang webmaster. Jika seorang webmaster mengabaikan keamanan suatu website, maka seorang hacker dapat mengambil data-data penting pada suatu website dan bahkan pula dapat mengacak-acak tampilan website(deface) tersebut.
Beberapa faktor timbulnya serangan
1. Scripting
Kesalahan dalam scripting pembuatan web adalah hal terbanyak yang dimanfaatkan oleh para attacker, sehingga rata-rata web yang berhasil diserang melalui lubang ini. Kelemahan-kelemahan scripting yang ditemukan pada proses vulnerabilities scanning misalnya, XSS, SQL Injection, PHP Injection, HTML Injection, dan lain sebagainya.
Begitu pula pada CMS semisal Mambo, Joomla, WordPress, dan lainnya. CMS tersebut memiliki banyak komponen pendukung di internet yang bisa kita download, install dan konfigurasi. Sehingga sangat memungkinkan sekali terdapat bug pada scriptingnya. Langkah terbaik tentunya melakukan pembedahan (oprek) terhadap script serta melakukan pengujian sebelum komponen tersebut kita gunakan pada web yang sebenarnya. Pengujian bisa dilakukan melalui localhost pada komputer dengan menginstall PHP, apache, dan mySQL, atau menginstall software semisal WAMP ataupun XAMPP yang merupakan paket all in one.
Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya kita harus mulai belajar dan memahami scripting-scripting secara bertahap, baik HTML, PHP, javascript, dan sebagainya.
CMS tersebut sebenarnya cukup aman, namun komponen tambahan yang tidak dibuat dengan baik, tentu saja bisa menimbulkan masalah besar bagi sistem secara keseluruhan.
2. Lubang pada Situs Tetangga
Ini merupakan salah satu faktor yang jarang mendapat perhatian. Sebagian webmaster kadang tidak begitu peduli ketika web lain yang satu hosting dihacked. Mereka berpikiran, “Ah, toh bukan web saya yang kena.” Padahal justru di sinilah letak kesalahannya.
Logikanya, misal web kita ditempatkan pada perusahaan hosting A. itu artinya web kita bertetangga dengan web milik orang lain yang berada dalam 1 hosting. Jika web tetangga tersebut memiliki celah fatal, sehingga attackerbisa menanam program yang dijadikan backdoor. Dengan backdoor inilah attacker bisa masuk ke dalam web kita bahkan web lainnya. Bukan itu saja, tidak mustahil attacker melakukkan defacing massal, termasuk web kita tentunya.
3. Tempat Hosting yang Bermasalah
Pada beberapa kasus justru tempat hosting yang bermasalah menjadi sebab dihackednya banyak situs yang berada di bawah pengelolaannya. Pernah terjadi situs milik sebuah perusahaan dideface. Kemudia setelah diperbaiki, dideface lagi. Kemudian lapor ke admin perusahaan hosting, justru balik menyalahkan pemilik situs dengan alasan yang nggak masuk akal.
Kenyataannya, justru web hosting itu yang nggak pernah di administrasi dengan baik, jarang diupdate, dan jarang dipatch, sehingga mudah terkena serangan. Dengan model pengelolaan yang seperti ini jangan berharap web kita akan aman. Karena itu, pastikan tempat hosting yang digunakan benar-benar memperhatikan tingkat keamanan bagi pelanggannya.
Macam-Macam Tindakan Hacking
Dari kelemahan-kelemahan tersebut di atas, maka terjadilah beberapa tindakan hacking terhadap web yang kita miliki. Berikut beberapa tindakan hacking :
1. Memodifikasi Validasi Input
Biasanya para attacker mencoba menguji validasi-validasi input yang diterapkan pada form dan parameter buangan pada address bar dalam melakukan proses attacking.
Penanganan yang harus diperhatikan adalah memperhatikan validasi yang terdapat pada form, baik itu validasi angka maupun validasi string, batasi jumlah karakter yang bida dimasukkan, batasi jumlah karakter yang bisa dimasukkan, batasi kegiatan-kegiatan injeksi dengan : strip_tags(), htmlspecialchars(), gunakan variable global sebagaimana mestinya dan gunakan wordfilter untuk memfilter berbagai inputan yang berbahaya.
2. Cross-Site Scripting (XSS)
Salah satu vulnerabilities dalam website adalah Cross-Site Scripting (XSS). Ada 2 jenis aksi yang biasa dilakukan dalam XSS, yaitu
  1. Direct Action, merupakan injeksi kode yang dilakukan oleh attacker,tetapi hasil injeksinya hanya ditampilkan pada komputer user bersangkutan.
  2. Stored Action, merupakan injeksi kode yang dilakukan oleh attacker dan hasil injeksinya bisa dinikmati oleh banyak pengunjung.
Bagaimana mengatasi hal ini? Usahakan semua kode-kode spesial yang mempunyai arti dalam scripting HTML seperti < (kurang dari), > (lebih dari), & (ampersand), “ (kutip dua) dan ‘ (kutip satu) tidak dieksekusi sebagai karakter spesial. Semua karakter spesial tersebut harus diubah. Semua karakter spesial tersebut harus diubah dan dikonversi ke entitas HTML.
3. SQL Injection
Kegiatan attacking yang banyak dilakukan akhir-akhir ini adalah SQL Injection, karena SQL Injection merupakan teknik hacking yang sudah tersebar luas dan relatif mudah dipahami. Attacker melakukan proses attacking dengan menyisipkan perintah-perintah SQL pada form ataupun pada address bar.
Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya kita membatasi inputan dengan : htmlspecialchars(), mysql_escape_string() dan hubungi administrator hosting kita untuk merubah : magic_quotes_gpc=on.
4. PHP Injection
web yang kita miliki bisa dideface, didirect dan dikuasai orang lain? Ya, ada teknik PHP Injection. Attackermempergunakan sploit yang sudah ditanam di remote server miliknya dan hanya dengan mengeksekusi sript sploit tersebut melalui address bar dan melakukan connect back, maka terkuasailah web kita.
Untuk mengatasi hal ini, pastikan penggunaan file direct dengan include () harus dikurangi dan sering-seringlah melakukan update terhadap aplikasi yang kita gunakan. Jika kita memakai CMS, sering-seringlah melakuakn update CMSnya, begitu pula dengan komponen yang digunakan.

Dasar-Dasar Pengamanan
Setelah sedikit mengetahui hal-hal di atas, maka sekarang kita membahas tentang strategi dasar pengamanan web. Pada dasarnya, strategi pengamanan web yang dapat kita lakukan di antaranya sebagai berikut :
1. Pemilihan Sistem Operasi (OS), Setting Server, dan Desain Aplikasi
Salah satu hal penting yang harus dicermati adalah pemilihan sistem operasi (OS). Seberapa besar pengamanan yang dibutuhkan sangat berhubungan dengan sistem operasi. Sebagai ilustrasi, meskipun sistem operasi semisal Windows 9x bisa dijadikan sebagai server web dengan keterbatasannya melalui Personal Web Service (PWS), sistem ini tidak cukup apabila pengamanan merupakan faktor penting. Salah satu kelemahannya Windows 9x tidak dapat menyediakan NTFS yang sangat penting untuk kontrol akses.
Setting konfigurasi pada server yang tidak memadai dan hanya mengandalkan default merupakan faktor utama penyebab server yang dibangun tidak terjamin keamanannya. Penentuan kebijakan dalam menerapkan sistem pengamanan ini merupakan kunci utama yang harus diperhatikan untuk diterapkan pertama kali. Ironisnya justru hal ini merupakan hal yang paling sering diabaikan.
2. Instalasi Patch
Idealnya, software yang kita pakai mestinya sudah sempurna sejak awal. Namun kenyataannya tidak pernah ada software yang benar-benar 100% bugs free. Ada saja bagian program yang rawan keamanan. Pada saat kerawanan tersebut ditemukan biasanya perusahaan pembuat software akan mengeluarkan aplikasi baru untuk memperbaiki kesalahan software terdahulu. Aplikasi inilah yang dikenal dengan nama patch. Meskipun penggunaan istilah ini sekarang juga digunakan bagi para cracker untuk membajak sebuah software resmi.
Penerapan patch ini harus dilakukan pada sistem operasi, server web, add on, maupun file-file komponen lain yang terintegrasi dengan web kita. Kemalasan, ketidaktahuan, serta kesibukan admin server membuat mereka tidak konsisten menerapkan patch ini. Sangat ironis jika dibandingkan dengan kemudahan dalam instalasi patch tersebut.
3. Kontrol Akses
Penentuan siapa yang dapat mengakses server harus dilakukan dengan menggunakan kontrol akses, baik dengan autentikasi maupun otorisasi. Autentikasi adalah proses validasi identitas yang dilakukan dengan membandingkan data user yang dikirim dengan data yang terdapat dalam database. Setelah melakukan autentikasi, langkah selanjutnya yaitu melakukan otorisasi yang merupakan proses untuk menentukan apakah pengguna memiliki ijin untuk melakukan tindakan yang diminta.
Ada dua tipe dasar autentikasi, yaitu berbasiskan akses direktori dan autentikasi berbasiskan form. Khusus untuk Windows ada tipe autentikasi lain yaitu autentikasi passport.  Sedangkan otorisasi terbagi dua bentuk, yaitu ACL (Access Control Listi) dan hostname.
4. Audit dan Log File
Audit diperlukan untuk menunjang cara-cara pengamanan yang telah dijelaskan di atas. Proses monitoring aktivitas tertentu seperti usaha login (berhasil atau gagal), dan kemudian menuliskannya ke dalam log ini merupakan proses audit. Sebagai contoh, kita dapat menganalisa dengan mengaudit kegagalan usaha login  dalam log, memungkinkan kita menentukan saat seseorang berusaha menyerang server.
Untuk mengaktifkan sistem audit dan log sangat bergantung pada sistem operasi, aplikasi server yang dijalankan, database yang digunakan, dll. Pada sistem Posix (*nix: unix dan variannya (linux, FreeBSD)), log defaultnya berada di /var/log yang pengaktifannya bergantung pada aplikasi atau proses apa yang ingin diaudit. Log server web yang kita jalankan dikonfigurasikan di file konfigurasi server apache (defaultnya httpd.conf)
5. Menerapkan Kriptografi
Selanjutnya, juga perlu diketahui bagaimana proses pengiriman lewat protokol http, baik permintaan layanan maupun respon berupa teks biasa (plaintext). Kemungkinan attacker untuk melakukan tindakan kriminal dengan mencuri data sensitif seperti password, e-mail atau nomor kartu kredit sangat besar kemungkinannya.
Untuk menjaga informasi semacam ini tetap aman, diperlukan enkripsi yang membuat plaintext menjadi ciphertext(teks yang tidak terbaca akibat proses enkripsi). Proses kebalikan dari enkripsi yaitu deskripsi. Ilmu yang mempelajari tentang keamanan informasi inilah yang disebut kriptografi.

Pada level sistem operasi, penerapan yang dilakukan untuk mengamankan server web adalah dengan menggunakan SSL. Secara default komunikasi SSL terjadi pada port 443 dengan prefiks https:// untuk url yang menggunakan SSL. Untuk mengaktifkan SSL pada server diperlukan sertifikat server. Pembuatan server ini dapat diajukan kepada pemegang sertifikat pihak ketiga yang sudah terkenal seperti Verisign atau bahkan bisa juga dengan membuat sendiri. Secara default konfigurasi SSL pada apache terletak pada direktori httpd di mana server apache diinstall.


  sumber : disparbud.jabarprov.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar