welcome...

Sugeng Rawuh kagem sadaya...
monggoh pinarak...

Sabtu, 15 Oktober 2011

PERBEDAAN ANTARA SISTEM TERSTRUKTUR DENGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK

Tugas Individu
PERBEDAAN ANTARA SISTEM TERSTRUKTUR DENGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan dosen pengampu Ibu Ira Windarti


Nama           : Dwi Fajar Ary Ervinanto
NPM           : 18111788
Kelas           : 1Ka27

Universitas Gunadarma
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Jurusan Sistem Informasi
Tahun 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur masilah senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Dosen matakuliah Ilmu Sosial Dasar, Ibu Ira Windarti
2.    Teman-teman mahasiswa jurusan Sistem Informasi kls 1Ka27, serta
3.    Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini hingga selesai.
Penyusun menyadari, bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itulah, penyusun senantiasa menantikan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga Tuhan merestui niat dan amal baik kita semua, amin.


Penyusun












A.    Pendahuluan
Metodologi yang umumnya digunakan dalam pembangunan sistem berbasis komputer dalam dunia bisnis dan industri saat ini adalah metode analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
Disamping itu, akhir-akhir ini bahasa pemrograman object-oriented (OO) mliai poplier dan banyak digunakan pada organisasi bisnis maupun institusi pendidikan. Seiring dengan trend sebuah metodologi dibangun untuk membantu programmer dalam mengunakan bahasa pemrograman berorientasi obyek. Metodologi ini dikenal denganobject-oriented analysis and design (OOAD).
Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman tersrtuktur. Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis.

B.     Konsep sistem terstruktur
Sistem terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasikan, menganalisis, dan merancang sistem informasi sejak 1970-an. Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem terstruktur. Tujuan pendekatan ini adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat. Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah.
Pemrograman terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten. Desain ini merupakan salah satu proses berorientasi teknik yang digunakan untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk diimplementasi dan dipelihara.
Ciri-ciri utama yang mendukung pendekatan terstruktur :
1.      Memanfaatkan alat-alat pemodelan
Merupakan model untuk menjelaskan berbagai sistem, sub sistem untuk ditelaah dan dievaluasi oleh pelanggan dan pengembangan (sebagia alat komunikasi, eksperimentasi atau prediksi)
2.      Merancang berdasar modul
Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menajdi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent.
3.      Bekerja dengan perangkat top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai ke tingkat modul (rinci)
4.      Dilakukan secara iterasi
Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik.
5.      Kegiatan dilakukan secara paralel
Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara paralel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem.
6.      Menggunakan CASE (perangkat lunak pendukung program pengembangan)
Dengan CASE (computer aided software engineering) memungkinkan analis dapat membangan sistem dan menghasilkan executable secara otomatis.
Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk diagram:
1.      Diagram HIPO (hierarchy plus input-proces-output)
2.      Diagram aliran data
3.      Diagram keterhubungan entitas
4.      Diagram perubahan status
5.      Structured chart
6.      Diagram warnier/ orr
7.      Diagram jakson’s
8.      Diagram UML

C.     Konsep sistem berorientasi objek
Sistem berorientasi objek berfokus untuk menangkap struktur dan perilaku dari sistem informasi dalam modul kecil yang mencakup baik data dan proses. Modul-modul kecil ini dikenal sebagai objek. Pada bagian ini bab, kita menjelaskan karakteristik dasar sistem berorientasi objek, yang meliputi kelas, objek, metode, pesan, enkapsulasi, menyembunyikan informasi, pewarisan, polimorfisme, dan dynamic binding.
1.      Classes and Object. A classes merupakan suatu tempat umum yang digunakan untuk mendefinisikan dan menulis secara spesifik pada sebuah instansi, atau objek. Setiap objek merupakan asosiasi dengan sebuah class. An Object merupakan instansi sebuah class. Dalam kata lain, an object merupakan seseorang, tempat, kejadian atau tentang sesuatu yang mana menginginkan gambaran suatu informasi.
Setiap objek memiliki atribut yang mendeskripsikan informasi tentang objek, seperti nama pasien, tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon. Keadaan siatu benda didefinisikan oleh nilai dari atribut dan hubungan dengan objek-objek lain pada titik tertentu di waktu. Kelas atribut dan metode cenderung digunakan untuk model atribut (atau metode) yang menangani isu-isu yang berkaitan dengan semua contoh kelas.
2.      Methods and Messages
Menerapkan metode obyek perilaku. Sebuah metode tidak lebih dari suatu tindakan bahwa suatu objek dapat melakukan. Pesan informasi yang dikirim ke objek untuk memicu metode. Pada dasarnya, sebuah pesan adalah fungsi atau prosedur panggilan dari satu objek ke objek lain.
3.      Encapsulation and Information Hiding
Ide-ide dan informasi enkapsulasi bersembunyi saling terkait dalam sistem berorientasi objek. Enkapsulasi hanyalah kombinasi dari
proses dan data menjadi satu kesatuan. Pendekatan tradisional untuk pengembangan system informasi cenderung baik proses-sentris (misalnya, system terstruktur) atau data sentris (misalnya, informasi rekayasa). Pendekatan berorientasi obyek menggabungkan proses dan data keholistik entitas (objek). Penyembunyian informasi pertama kali dipromosikan dalam pengembangan system terstruktur. Prinsip menyembunyikan informasi menunjukkan bahwa hanya informasi yang dibutuhkan untuk menggunakan perangkat lunak modul akan dipublikasikan kepada pengguna modul.
4.      Inheritance
Inheritance, sebagai karakteristik pengembangan sistem informasi, data yang diusulkan dalam  pemodelan pada akhir 1970-an dan awal  1980-an. Sastra pemodelan data menunjukkan menggunakan warisan untuk mengidentifikasi tingkat yang lebih tinggi, atau lebih umum, kelas objek. Subclass mewarisi atribut dan metode yang sesuai dari superclasses. Instead atas pengulangan atribut dan metode di kelas dokter dan pasien secara terpisah, atribut-atribut dan metode yang umum.

D.    Kelebihan sistem terstruktur dan sistem berorientasi objek
1.      Metode terstruktur
Kelebihan dari model sistem terstruktur adalah:
a.       Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
b.      SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
c.       Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
d.      SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
e.       SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
f.       SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
g.      SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.

2.      Metode sistem berorientasi objek
Kelebihan pada sistem berorientasi objek adalah:
a.       Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
b.      Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
c.       Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
d.      Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
e.       Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
f.       Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
g.      Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
h.      OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
i.        Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.

E.     Kekurangan sisten terstruktur dan sistem berorientasi objek
1.      Sistem terstruktur
Kekurangan dari sistem terstruktur adalah:
a.       SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
b.      Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
c.       Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
d.      Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
e.       Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
f.       Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem
g.      SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
h.      SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).

2.      Sistem berorientasi objek
Kekurangan sistem berorientasi objek adalah:
a.       Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
b.      Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
c.       Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
d.      Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
e.       Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
f.       OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
g.      Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).

F.      Dafrtar Pustaka
http://yosuaalvin.students-blog.undip.ac.id/apbo/
http://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandingan-metode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangan-sistem-informasi/
http://ekohandoyo.blog.undip.ac.id/2010/01/17/chapter-2-introduction-to-object-oriented-system-analysis-and-design-with-the-uml-version-20/
http://www.gangsir.com/download/3-PendekatanPengembanganSistemTerstruktur.pdf