welcome...

Sugeng Rawuh kagem sadaya...
monggoh pinarak...

Selasa, 20 Oktober 2015

Tugas Softskill 4 Bahasa Indonnesia 2

SURAT MENYURAT DAN CURRICULUM VITAE (CV)

SURAT MENYURAT
  Ø  Sejarah Surat
Pada jaman dahulu ada sebuah organisasi dunia yang berpusat di negara Finlandia yang menawarkan masyarakat untuk berkorespondensi dengan seluruh masyarakat lain di berbagai belahan dunia. Jadi, berdasarkan catatan sejarah, kegiatan surat menyurat di Indonesia telah dimulai sebelum kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara (Indonesia), yaitu pada masa Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Pajajaran, Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram. Hubungan komunikasi yang terjalin pada masa kerajaan-kerajaan itu memang hanya terbatas pada hubungan antar raja saja. Bentuknya masih sangat sederhana. Para raja itu menggunakan kulit kayu, potongan bambu, daun lontar, dan kulit binatang untuk berkirim surat/pesan.
Setelah bangsa Eropa masuk ke kawasan Nusantara, kegiatan surat menyurat mulai menggunakan kertas. Mereka juga mengenalkan masyarakat dengan sebuah jasa pengiriman surat yang dinamakan kantor pos. Tahun 1809, atas perintah Gubernur Jenderal Herman mu William Daendels, kegiatan pos semakin lancar karena dibuatlah sebuah jalan yang diberi nama Jalan Raya Pos (de GrotePostweg) dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km. Itulah sebabnya, pengiriman surat dari Jawa Barat ke Jawa Timur yang memakan waktu 40 hari menjadi 6 hari saja.

  Ø  Arti dan Fungsi Surat
Surat menyurat adalah suatu kegiatan untuk mengadakan hubungan secara terus menerus antara pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Dan dilaksanakan dengan saling berkiriman surat. Kegiatan surat menyurat ini disebut juga dengan istilah lainnya yaitu korespondensi. Jika hanya sepihak saja yang mengirimkan surat secara terus menerus tanpa ada balasan atau tanggapan dari pihak lainnya hal ini tidak dapat dinamakan kegiatan surat menyurat. Setiap kerja perorangan apalagi organisasi selalu membutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuannya.
Surat yang berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi dalam dunia usaha dan perkantoran, dapat juga berfungsi sebagai :
1.    Alat bukti tertulis : adanya hitam di atas putih berguna untuk dijadikan bukti apabila terjadi perselisihan atau salah penafsiran antar kantor atau pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi.
2.      Alat pengingat : berguna untuk mengetahui hal-hal yang terlupa atau telah lama.
3.  Bukti historis : berguna sebagai bahan riset mengenai keadaan atau aktivitas suatu organisasi pada masa-masa lalu.
4.     Duta organisasi : surat dapat mencerminkan keadaan mentalitas, jiwa dan kondisi intern dari organisasi atau kantor yang bersangkutan.
5.      Pedoman : surat juga merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

  Ø  Syarat-syarat surat yang baik
Hal-hal tersebut antara lain:
1.      Jelas
Jelas berarti tulisan mudah dibaca dan mudah pahami baik dari identitas si pengirim surat, nama dan alamat yang dituju, serta dari isi surat itu sendiri.
2.      Benar
Benar ini maksudnya isi dari surat tersebut memang benar maksud dan tujuannya (tidak untuk iseng), serta menggunakan kosa kata yang baku.
3.      Sopan
Sopan, menggunakan bahasa yang tidak hanya baku tetapi juga memiliki sopan santun.
4.      Singkat/tidak terlalu bertele-tele
Singkat, maksudnya bukan berarti penulisan katanya yang harus disingkat-singkat, tetapi menggunakan bahasa yang efektif sehingga surat tidak terlalu panjang lebar.
5.      Lengkap
Lengkap berarti maksud dan tujuan sudah terwakilkan atau tertuang semua dalam surat.
6.      Menarik
Menarik bukan berarti harus menggunakan kosa kata seperti pada iklan-ikan yang sering kita jumpai. Tetapi, kertas dan sampul surat harus serasi, bersih dan rapi sehingga enak dipandang dan dibaca. 

  Ø  Bahasa Surat
Pada hakikatnya surat itu adalah suatu karangan yang berupa perumusan dalam bentuk tertulis tentang pernyataan, pemikiran, permintaan, atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada pihak penerima surat. Karena surat sebagai karangan, maka suratpun harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa, kalimat, alinea, gaya bahasa dan penggunaan tanda baca. Sebagai karangan surat dapat disusun secara :
1.      Deduktif yaitu dimana penulis terlebih dulu melaporkan pokok permasalahannya, kemudian baru dikemukakan penjelasannya atau alasan-alasannya.
2.      Induktif adalah penyusunan kalimat-kalimat dimana terlebih dulu dikemukakan alasan-alasannya, baru kemudian melaporkan pokok-pokok masalahnya.

  Ø  Bagian-bagian Surat
Bagian-bagian surat itu terdiri dari:
1. Kepala surat
2. Tanggal surat
3. Nomor surat
4. Lampiran surat
5. Hal atau perihal surat
6. Alamat dalam
7. Salam pembuka
8. Isi surat
9. Salam penutup
10. Nama jabatan
11. Nama terang dan NIP
12. Tembusan
13. Inisial

  Ø  Contoh Surat

Kepada Yth,
HRD Manager Allianz Indonesia
Di
Tempat

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan Hormat,

Melalui surat ini, saya Dwi Fajar Ary Ervinanto bermaksud untuk mengundurkan diri dari Allianz Indonesia sebagai Financial Officer Staff, terhitung sejak tanggal 19 Oktober 2015.

Saya mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bekerja di Allianz IndonesiaSaya juga memohon maaf kepada seluruh karyawan dan manajemen Allianz Indonesia apabila terdapat kesalahan yang telah saya lakukan selama bekerja.

Saya berharap selalu, Allianz Indonesia dapat terus berkembang dan selalu menjadi perusahaan asuransi terbaik dan terpercaya di dunia.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, 18 Oktoberi 2015      
        Hormat Saya,



                                                                                                       (Dwi Fajar Ary E)




CURRICULUM VITAE (CV)

  Ø  Pengertian CV
CV adalah singkatan dari Curriculum Vitae atau kerap disebut sebagai Resume oleh sebagian orang. CV merupakan salah satu lampiran yang harus disertakan saat mengirimkan surat lamaran kerja (baca postingan sebelumnya). CV yang baik dan benar sangat mempengaruhi atau menetukan berhasil atau tidaknya kamu meraih posisi disebuah perusahaan yang kamu targetkan.
Sebuah CV yang baik dan menarik begitu penting saat melamar pekerjaan agar pihak personalia sebuah perusahaan bisa menilai dan mengetahui profesional atau tidaknya seorang pelamar. Untuk itu perlu beberapa tips agar CV terlihat profesional.

  Ø  Manfaat CV
Manfaat Curriculum Vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.

  Ø  Susunan CV
Susunan dalam membuat CV, yaitu:
1.      Data pribadi. Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
2.    Pendidikan. Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
3.      Pengalaman Kerja. Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas.
4.      Skill yang dimiliki seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
5.      Training yang pernah diikuti untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
6.      Prestasi. Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang 











Sumber :

Tugas Softskill 3 Bahasa Indonesia 2

Tugas Softskill Ke-3 Bahasa Indonesia 2 #

PROPOSAL ( USUL )

A.    Pengertian Proposal
Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan dan secara sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain - lain. Proposal juga dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.

Pengertian proposal dari beberapa pandangan dari para ahli :
1.      Hasnun Anwar (2004 : 73) proposal adalah : rencana yang disusun utnuk kegiatan tertentu.
2.      Jay (2006 : 1) proposal adalah alat bantu manajemen standar agar menajemen dapat berfungsi secara efisien.
3.      Proposal dalam dunia ilmiah (pendidikan) adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian.
4.      Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan proposal sebagai rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan, pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.


B.     Jenis Jenis Proposal
Secara umum proposal dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
1.      Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu perseorangan maupun kelompok dan contoh dari proposal ini misalnya proposal pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerjasama antar perusahaan.
2.      Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia kerja yang berisikan serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya proposal proyek pembangunan.
3.      Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang akademisi misalnya penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya. isi dari proposal ini adalah pengajuan kegiatan penelitan.
4.      Proposal Kegiatan - yaitu pengajuan rencana sebuah kegiatan bak itu bersifat individu maupun kelompok misalnya proposal kegiatan pentas seni budaya.

Berdasarkan bentuknya proposal terbagi menjadi 3 jenis yaitu
1.      Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
2.      Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
3.      Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal karena tidak selengkap jenis proposal formal


C.     Kerangka

Proses penelitian itu pada garis besarnya terdiri atas empat tahap, yaitu :
1.      Tahap Persiapan (Perencanaan)
2.      Tahap Pelaksanaan (Pengumpulan data)
3.      Tahan Pengelolaan dan Analisis Data
4.      Tahap Penulisan Hasil Penelitian (Laporan)

Pada tahap persiapan ini mencakup kegiatan-kegiatan pemilihan (perumusan) masalah sampai dengan penyusunan instrument(alat pengukur/pengumpulan data).Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini biasanya dirumuskan dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Usulan penelitian ini biasanya dibedakan menjadi dua versi, yaitu :
1.      Usulan penelitian dimana hasil penelitian nanti difokusnya diarahkan kepada pemecahan masalah atau mencari informasi yang akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau keperluan program.
2.      Usulan penelitian, dimana hasilnya difokuskan kepada kepentingan ilmu pengetahuan atau karya ilmiah, misalnya untuk membuat skripsi, tesis atau desertasi, dan sebagainya.

Format  kedua versi usulan penelitian ini sedikIt berbeda meskipun pada prinsipnya  adalah sama. Di bawah akan diuraikan sedikit format atau out line usulan penelitian, khususnya untuk kepentingan penulisan ilmiah.
1.      Judul penelitian
2.      Latar belakng masalah
3.      Perumusan masalah
4.      Tujuan penelitian :
a.       Umum
b.      Khusus
5.      Mamfaat penelitian
6.      Tinjauan kepustakaan
7.      Kerangka konsep hipotesis, dan defenisi operasional
8.      Metode penelitian
a.       Jenis penelitian
b.      Populasi dan sampel
c.       Cara pengumpulan data
d.      Instrument(alat pengumpulan data)
e.       Rencana pengelolahan dan analisis data
9.      Rencana kegiatan
10.  Organisasi penelitian
11.  Rencana biaya(anggaran)
12.  Daftar pustaka
13.  Lampiran

Sedangkan usulan penelitian versi yang pertama atau untuk program, format biasanya sesuai dengan selera atau aturan dari pihak pemberi dana. Tiap-tiap pemberi dana (donor agencies) biasanya menentukan sendiri format usulan penelitiannya sendiri-sendiri.

Selanjutnya akan diuraikan secara lebih rinci format usulan penelitian untuk  kepentingan skripsi, tesis, dan desertasi.
1.      Judul penelitian
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian .Oleh karena tujuan penelitian itu dirumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain, tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian.
Apabila suatu penelitian berjudul Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada Anak-Anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor, maka hal ini mencerminkan bahwa masalah yang dihadapi oleh Kabupaten Bogor pada saat itu adalah bahwa angka ”drop out” atau ketidaksinambungan imunisasi sangat tinggi.
2.      Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah penelitian, aka diuraikan fakta-fakta, pengalaman-pengalaman si peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti, atau degan kata lain latar belakang masalah memuat uraian secara jelas timbulnya masalah yang memerlukan pemecahan dengan didukung oleh logika-logika dan teori-teori yang mendasari timbulnya gagasan pemecahan/pembahasan masalah. Dengan mengemukakan latar belakang masalah akan mempermudah rumusan masalah.
3.      Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah ruumusan secara konkrit masalah yang ada dalam bentuk pertanyaan(research question) atau pernyataan(problem statement) yang kebenarannya dipertanyakan.
Contoh : Posyandu di wilayah Kabupaten Bogor sudah merata hampir tiap RW telah mempunyai Posyandu. Penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di Posyandu-Posyandu. Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi, sekitar 75%. Hal ini berarti kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor tersebut rendah. Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian :
a)      Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita Kabupaten Bogor rendah
b)      Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi ketidaksinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten Bogor rendah.
4.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara  spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Maksud-maksud yang terkandung di dalam kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan, harus dikemukakan dengan jelas.
Biasanya tujuan penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakikatnya adalah penjabaran dari tujuan umum.
Contoh :
Tujuan Umum :
Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan dengan terjadinya diare diwilayah kota Jakarta Pusat.
Khusus :
1.      Diketahuinya jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat Jakarta Pusat.
2.      Diketahiunya kondisi/kualitas fisik sarana air bersih tersebut.
3.      Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air  bersih dengan kualitas airfnya.
4.      Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian diare.
5.      Manfaat Penelitian
Sub-sub ini berisi uraian tentang mamfaat penulisan/penelitian dan operasionalisasi hasilnya . Mamfaat penelitian merupakan implikasi bagi perkembangan IPTEK dan penggunaan praktis yang dimamfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan IPTEK , sedapat mungkin bisa dimamfaatkan pula oleh masyarakat luas.
Contoh :
1.      Hasil penilitian ini dapat dugunakan untuk masukan dalam rangka menigkatkan upaya-upaya pencegahan diare khususnya diwilayah Kota Jakarta Pusat.
6.      Tinjauan Kepustakaan (Literature Review)
Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian, diperlukan tinjauan kepustakaan yang kuat. Tinjauan pustaka ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka ini biasanya mencakup dua hal :
a)      Tinjauan teori dasar yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti. Selain itu, dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti.
b)      Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tinjauan pustaka, antara lain :
-    Tidak perlu seluruh aspek penyakit yang diteliti dibahas dengan proporsi yang seimbang, laksana buku ajar. Yang diperlukan adalah tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan variabel yang akan diteliti.
-    Sumber pustaka seyogyanya cukup baru, mungkin 5 – 7 tahun terakhir, agar informasi yang dikemukakan tidak kadaluwarsa.
-    Masalah teknis penulisan harus benar-benar diperhatikan. Kalimat terlalu panjang, tidak bersubjek,ataupun ejaan yang tidak taat asas, harus dihindarkan, sementara alur pikiran yang logis harus tetap di jaga.
7.      Kerangka Konsep dan Hipotesis
                     7.1Kerangka konsep
      Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti. Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu kosep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan diukur, maka konsep haris dijabarkan ke dalam varibel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud.
7.2. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, langkah berikut yang diperlukan adalah rumusan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah pertanyaan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus diuji keshahihannya secara empiris.
      Namun tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Survei, atau studi eksploratif yang tidak mencari hubungan antara variabel, jadi hanya bersifat deskriptif, tidak memerlukan hipotesis.
Syarat hipotesis yang baik adalah :
v           Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana
v           Mempunyai landasan teori yang kuat
v           Menyatakan hubungan antara satu variabel dependen denagn satu atau lebih
   variabel bebas/independen
v           Memungkinkan diuji secara empiris.
v           Rumusan harus khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur.
v           Dikemukakan sebelum penelitian dimulai, sebelum data terkumpul.
8.      Metodologi Penelitian
Pada  metodologi penelitian, akan tercermin langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal yang tercakup dalam metodologi penelitian adalah desain / jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, estimasi besar sampel, kriteria inklusi dan eksklusi, cara kerja, serta rencana pengumpulan data, dan rencana analisis yang hendak dipergunakan. Hal ini sangat penting dalam menentukan mutu keilmiahan dan kemampulaksanaan suatu penelitian.
1.                                                      Desain/ jenis penelitian
Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kesahihan hipotesis. Desain penelitian juga menjelaskan termasuk ke dalam jenis pendekatan atau metode penelitian yang diusulkan tersebut. Misalnya: penelitian menggunakan metode survei, dengan pendekatan ” Cross Sectional” di mana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel dependen dan variabel bebas, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
2.   Tempat dan waktu
Disebutkan rencana tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian.
3.   Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu. Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut. Populasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a)      Populasi target (target population) yang ditentukan oleh karakteristik klinis dari demografis, misalnya pasien morbili berumur di bawah dua tahun.
b)      Populasi terjangkau (accessible popultion, source population) adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu.
4.   Sample dan cara pemilihan sampel
Sampel adalah bagian populasi yang diteliti.  Cara pemilihan sampel bermacam-macam, misalnya cara pemilihan secara acak, sistematik, berurutan, dll. Dalam proposal penelitian, cara pemilihan subjek penelitian harus ditegaskan secara eksplisit.
5.    Estimasi besar sampel
Suatu usulan penelitian yang baik harus mencantumkan perkiraan besar sampel (bukan jumlah sampel) minimal yang diperlukan. Secara umum tujuan perkiraan besar sampel minimal adalah :
ü  Agar kesimpulan penelitian yang diperoleh dapat mempunyai tingkat kepercayaan yang dikehendaki
ü  Apabila jika dipakai uji hipotesis, agar kemaknaan statistik juga berarti kemaknaan secara klinis.
6.   Kriteria inklusi dan eksklusi
§ Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi terjangkau.
§ Kriteria eksklusi
Sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
-          Terdapat keadaan lain yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi.
-          Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan.
-          Hambatan etis
-          Subjek menolak berpartisipasi.
1.      Cara kerja/ pengumpulan data
Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data. Kadang-kadang dalam suatu penelitian tidak hanya menggunakan satu macam cara, tetapi menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data.
2.      Identifikasi variabel
Semua variabel yang diteliti harus diidentifikasi, mana yang termasuk variabel bebas, variabel dependen, dan variabel perancu (confoiding). Diagram kerangka penelitian sangat membantu dalam mengidentifikasi variabel ini.
3.      Definisi operasional
Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam istilah yang operasional. Dengan maksud agar tidak ada makna ganda dari semua istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut.
4.      Rencana pengolahan dan analisis data
Pada bagian ini disebutkan secara ringkas bagaimana data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan seperti program komputer yang direncanakan akan dipakai, dll.
9.      Jadwal Kegiatan
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalannya atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Bisanya disusun dalam bentuk ”gant’s chart”.
  
Contoh sederhana :
Kegunaan
Bulan ke :
1
2
3
4
5
6
1.      Penyusunan Proposal
2.      Penyusunan instrumen
3.      Persiapan Lapangan
4.      Uji coba instrument
5.      Pengumpulan data
6.      Pengolahan data
7.      Analisis Data
8.      Penyusunan Laporan
x




x










x

x



x
x




x
x







x
x

10.  Organisasi
Dalam bagian ini diuraikan susunan atau organisasi penelitian tersebut. Lzimnya organisasi penelitian itu terdiri dari : Peneliti Utama, Peneliti, Surveyer(Pengumpul Data). Dan Sekretariat. Kadang-kadang ditambah dengan penasihat dan konsulen.
11.  Rencana Biaya(Anggaran)
Diuraikan besarnya biaya perkegiatan, serta jumlah keseluruhan biaya penelitian tersebut. Kegiatan yang dapat dibiayai oleh suatu kegiatan penelitian dimulai dri rapat-rapat penyusunan proposal instrument, dan sebagainya, sampai dengan penulisan hasil penelitian bahkan sampai dengan biaya seminar hasil penelitian.
12.  Daftar Kepustakaan  
Daftar pustaka harus disertakan dengan sistem yang dipilih dan dilakukan dengan taat asas. Dalam penulisan usulan penelitian daftar pustaka tidak hanya yang bersangkutan dengan substansi  yang diteliti, melainkan juga pada metodologi dan teknik statistika yang dipergunakan.
13.  Lampiran
Dalam lampiran dapat disertakan :
·         Riwayat hidup peneliti
·         Rencana anggaran penelitian
·         Jadwal tahapan penelitian
·         Izin subjek penelitian
·         Rumus-rumus statistik
·         Formulir / kuesioner
·         Lain-lain yang relevan


D.    Langkah-langkah Penelitian Ilmiah

Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2.      Melakukan studi pendahuluan
3.      Merumuskan hipotesis
4.      Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel
5.      Menentukan rancangan dan desain penelitian
6.      Menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian
7.      Menentukan subjek penelitian
8.      Melaksanakan penelitian
9.      Melakukan analisis data
10.  Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan
11.  Menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi.

Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).

Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan.

Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya. 

Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti. 

Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.

Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih harus merepsentasikan populasi penelitian.

Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.

Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data. 


Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan. 

Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi
Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan.


REFERENSI :